in ,

Cerita Horor – The Robot Dance | Creepypasta

Meskipun cahaya menyilaukan wajah lelah kami, yang terlihat hanyalah kegelapan dari panggung baja yang dingin ini. Mereka tidak membutuhkan penerangan untuk melihat. Kurasa, mereka ada di suatu tempat. Mungkin mereka menggunakan kamera. Mungkin panca indra mereka jauh melebihi kami manusia.

Lelucon paling receh malah menghibur mereka. Mereka tampaknya lebih memilih itu daripada seni berkelas. Aku tidak tahu apakah ini mencerminkan keinginan mereka, atau keinginan kita. Yang pasti pertunjukan harus selalu baru. Materi yang sama tidak boleh digunakan. Itu tidak bisa diterima.

Seringkali pertunjukan kami disambut dengan tepuk tangan bisu dari balik kegelapan, sebuah simfoni buatan. Suatu hari, aku membungkuk sebagai rasa terima kasih, hal yang membuat penyintas lain cemas. Itu pasti berhasil, karena aku masih hidup. Yang mencengangkan adalah seorang pria Inggris tua yang pernah ku lihat di beberapa film, dan dia sudah tidak bernyawa.

Kami bisa berkolaborasi. Satu arah, “SUBVERT,” kataku untuk menginspirasi tiga orang lainnya agar segera menciptakan kembali sitkom horor yang diadaptasi dari acara TV lawas berjudul The Addams Family, lalu dengan cepat berubah menjadi pertunjukan penjara bawah tanah penyiksaan abad pertengahan.

Para penonton tidak paham akan hal tak bermoral seperti ini, sama seperti mereka tidak “mengerti” ketulusan atau ironi. Mereka pasti telah menyetujui ini, karena kami diberikan properti dari zulmat Stygian. Properti ini jarang sekali disediakan oleh mereka. Aku melakukan hal yang tidak pernah terpikir sebelumnya kalau aku bisa melakukannya. Ya, aku rasa kita semua harus melakukan itu sekarang.

Beberapa tidak menyetujui ideku. Aku juga melihat tatapan kejam dari mata merah mereka dan mendengar desisan mereka atas hiruk pikuk kursi teater.

Terkadang arahan mereka penuh teka-teki, terkadang sangat jelas. Untungnya aku bisa berimprovisasi. Berpikir dengan cepat tentang apa yang ada di pikiran mereka. Kutemukan wangsit: “APA YANG TAK BISA DITEBAK TIDAK AKAN PERNAH BISA DIKALAHKAN.” Hal semacam itu selalu menyebabkan seseorang kebingungan, dan itu membuat grup kami semakin sedikit.

Terkadang kita terbiasa disuguhi daging misterius. Tapi mereka tidak pernah memberikan banyak.mereka sengaja membuat kami kurus dan lapar. Yang ku tahu itu berwarna merah muda, tidak alami dan disajikan di cawan petri.

Seorang perempuan tinggi, yang mungkin seorang model majalah, tampaknya sangat menikmati segalanya. Dia disuruh melakukan banyak operasi tubuh yang ekstrem. Mereka memberinya pisau dan dia mengambilnya. Dari awa dia memang sudah gila dan aku sangat iri padanya.

Di akhir pertunjukkan sangat mencengangkan, dia sudah tidak memiliki kelopak mata, bibir, maupun jari untuk menggenggam pisau kembali. Jadi dia membenturkan kepalanya dengan keras ke lantai sampai tidak ada yang mengenalinya lagi. Dia mengangkat kepalanya sambil berdesis, lebih keras dari yang pernah ku dengar sebelumnya.

“Aku ingin lihat! Aku ingin melihat apa yang kamu lihat!” dia berteriak dan dengan maniknya melompat ke arah penonton. Ide gila itu pasti pernah terlintas di benak kita sekali atau dua kali, karena rasa ingin tahu atau tanpa sadar berharap ingin mati. Sunyi. Aroma daging manusia menyerbak ke segala ruangan.

Arahan selanjutnya tiba: “APAKAH ADA AIR DI GURUN PASIR?”

Aku sejenak terdiam. Pikiranku kosong. Atau mungkin sudah hilang.


Credits

Penulis Cerita: Hack Shuck

Source: creepypasta.fandom.com

Penerjemah: Atikachan

Pengisi Suara: Grace

Musik: Myuu, Jiman Yusuf, Horrorin


Kamu bisa dukung Podcast ini lewat Trakteer:

https://trakteer.id/malammalamstories/tip

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

    8970127 1684232124181 643f71dba01f9

    Kisah Tragis Pendakian yang Berujung Kematian – George Mallory dan Andrew Irvine

    MalamMalamStories 2

    Cerita Horor – Have You Seen This Man ? | Creepypasta