in ,

Cerita Horor – The Strangest Security Tape I’ve Ever Seen | Creepypasta

8970127 1736510150416 74b464275521

CERITA

Aku bekerja di suatu pom bensin yang berada di pedesaan Pennsylvania. Walau cukup membosankan, namun pekerjaannya mudah dan gajinya oke. Beberapa minggu lalu, ada seorang pekerja baru; sebut saja Jeremy.

Jeremy tampak aneh. Usianya sekitar 25 atau 26 tahun dan dia jarang berbicara, namun yang kutahu dia memiliki tawa yang sangat menyeramkan. Aku bersama Pak Bos menyadari hal ini. Akan tetapi karena belum terjadi masalah, jadi kami tidak bisa menegurnya. Tidak ada pelanggan yang mengeluh tentang hal ini. Terlebih dia selalu melakukan pekerjaannya cukup baik. Sampai beberapa minggu lalu, terjadi kesialan di tempat kami—satu per satu barang di sini mulai hilang. Dalam bisnis yang menjual barang-barang konsumen, isu karyawan yang mencuri bisa saja terjadi. Saat itu hanya ada satu orang yang bekerja di sini karena luas tempat yang tak terlalu besar.

Sekitar dua minggu lalu, Pak Bos mulai sadar kalau jumlah oli motor berkurang. Awalnya hanya berkurang beberapa jerigen oli, lalu merambat ke seluruh rak dan semua sisa dari ruang persediaan. Bahkan barang-barang yang baru datang pun hilang sehari setelahnya, dan ini semua selalu terjadi tepat setelah jam kerja Jeremy. Pak Bos telah memeriksa rekaman kamera keamanan setiap malam dia bekerja, tetapi dia tidak mendapatkan bukti apapun. Saat tutup, Jeremy terlihat mengunci semuanya, walau oli motor tetap hilang keesokan harinya.

Pak Bos biasanya membawa pulang hasil rekaman untuk melihat aksi yang dilakukan Jeremy. Akan tetapi, malam itu putrinya ada pertandingan softball. Jadi Pak Bos memintaku untuk menonton rekaman itu. Pak Bos menyiapkan uang lembur di bawah mejaku, jadi jelas saja aku menerima tawaran itu. Karena ada tiga kamera di sini, semua kaset dari kamera tersebut akan diperiksa. Ini akan menjadi malam yang panjang, tapi tak apa, demi pergi liburan. Aku membawa pulang kaset-kaset itu, memasukkannya ke dalam VCR tua dan duduk menyaksikannya.

Dimulai dari dua hari yang lalu (terakhir kali dia bekerja), Jeremy mulai bekerja pada pukul 4 sore. Semuanya tampak sangat normal pada awalnya. Jeremy menghitung uang di lacinya, berganti shift dengan pekerja perempuan sebelumnya, dan menunggu pelanggan. Waktu di video terlihat pukul 4:03 dan orang pertama yang datang adalah Ibu Templeton, seorang pelanggan biasa. Dia mengambil rokok dan koran, membayar dengan uang dua puluh dolar. Semua tampak seperti biasa.

Pelanggan berikutnya adalah seorang warga sekitar bernama Ron. Dia mengendarai sepeda motor, biasanya datang setiap beberapa hari sekali. Dia mengisi tangkinya, mengambil sekantong dendeng, membayar dengan kartu kreditnya, lalu pergi.

Berikutnya adalah seorang pria dengan topi koboi. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, tapi kami memang seringkali bertemu orang baru. Dia mengisi bahan bakar diesel senilai empat puluh dolar yang dibayar dengan uang seratus dolar, dan melanjutkan perjalanannya. Aku duduk kembali dan menghela napas. Satu-satunya hal yang lebih membosankan daripada melakukan pekerjaan ini adalah melihat orang lain melakukannya.

Aku tetap terjaga karena uang lembur yang lumayan ini. Semua tampak sangat normal. Firasatku bilang sepertinya Jeremy tahu kalau kami mencurigainya sebagai pencuri oli motor. Oleh karena itu tak mungkin dia sengaja membiarkan kami menangkapnya di depan kamera. Saat itu tidak ada yang terjadi sampai sekitar pukul lima.

Pukul 5:03, Bu Templeton masuk kembali; dia pasti melupakan sesuatu. Namun tampaknya tidak. Dia kembali membeli sebungkus rokok dan koran yang sama seperti sebelumnya. Lalu membayar dengan uang dua puluh dolarnya lagi.

Aneh, pikirku, tapi sekali lagi, dia tampak linglung. Mestinya Jeremy memberitahunya bahwa dia membeli belanjaan tersebut, tapi ya tidak masalah sih jika memang dia ingin membelinya lagi. Tak lama, Ron pun masuk. Dia membeli satu tangki bensin yang sama lagi (aku kemudian memeriksa kamera luar jika mungkin dia punya mobil lain yang ingin dia isi) dan satu pak dendeng yang sama. Lalu, membayarnya dengan kartu kreditnya lagi.

Meski bukan perkara besar, tapi ini kebetulan yang aneh. Bu Templeton mungkin pelupa dan Ron juga mungkin memiliki lebih dari satu Harley. Lalu di detik selanjutnya, pria bertopi koboi masuk kembali. Aku merasakan hawa dingin menjalar di punggungku. “Jangan ambil solar, jangan ambil solar,” aku mendapati diriku berbisik ke ruang tamuku yang kosong… tapi nyatanya dia melakukannya. Dia mengambil bahan bakar diesel senilai empat puluh dolar dan membayar dengan uang seratus dolar lagi.

Setiap gerakan yang dia lakukan persis seperti kunjungan pertamanya, bahkan sampai ke gerakan menggaruk hidungnya sebelum dia keluar. Entah pria ini kaya, memiliki banyak truk, atau baru saja pindah ke kota. Yang pasti sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi. Aku lanjut menonton.

Setiap pelanggan melakukan hal yang sama pada jam berikutnya seperti sebelumnya. Aku benar-benar ketakutan, dan kemudian pada pukul 6:03, Bu Templeton masuk kembali. Dia membeli rokok dan korannya lagi, dan membayar dengan dua puluh lagi. Aku tidak habis pikir. Aku hanya butuh menonton setengah jam lagi sebelum aku mulai mempercepat sisanya. Isi semua rekaman sama. Setiap pelanggan datang pada waktu yang sama persis, dengan jarak tepat satu jam.

Aku tahu apa yang kalian pikirkan. Jeremy si bajingan licik telah mengedit rekaman itu dengan mengaturnya berulang-ulang. Tapi bukan itu masalah utamanya. Ada jendela di sekitar area kasir yang ditutupi kamera, dan aku melihat sinar matahari memudar seiring berjalannya waktu. Rutinitas Jeremy tidak berulang—dia menyapu, mengepel, mengisi ulang, dan melakukan semua tugasnya persis seperti yang kalian harapkan. Tetapi pelanggan yang sama terus berdatangan.

Sekarang aku panik. Rasanya semua yang kulihat itu salah, namun aku tidak punya penjelasan pasti. Aku mempercepat rekaman sampai di titik dia mengunci pintu dan berjalan ke mobilnya. Tidak ada gerak-geriknya mencuri, tapi aku terus pantau untuk memastikannya. Aku percepat lagi untuk terakhir kalinya sampai sekitar tengah malam.

Tepat pukul 12:03, entah dari mana, wajah Jeremy muncul di depan kamera. Maksudku bukan dia melihat ke arah kamera. Saat sedetik sebelumnya, ruangan terlihat kosong, namun detik berikutnya aku melihat wajahnya memenuhi seisi layar. Dia tidak melihat ke kamera tapi dia menatapku, aku yakin itu.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

    8970127 1736240607152 3a10c041bd2b1

    Pencurian Terbesar Dalam Sejarah Seni – Museum Isabella Stewart Gardner

    8970127 1736694293107 42d1926bf27b7

    Misteri Boneka Uci di Jalan Siliwangi, Bandung