in

The Bond Between Friends (Ikatan Antar Sahabat)

Sadar kalau suamiku akan mempertanyakan kewarasanku lagi, aku membuat alasan lain saat keluar rumah di suatu sore. Matahari sudah mulai turun ketika aku sampai pada jalan tanah, yang berada di ujung kampung halamanku. Jalan yang tidak diaspal ini mengarah ke lapangan yang luas, dimana waktu kecil, Dera dan aku menjadikannya sebagai pusat aktivitas kami.

Aku keluar dari mobilku, dan berjalan menyeberangi pemandangan yang mulai gelap. Rumput yang tinggi menyapu kakiku, saat aku berjalan menuju bagian tengah dari lapangan ini. Aku bermaksud untuk meletakkan walkie-talkie ini di atas tanah, dan pergi, tetapi sebuah suara dari udara mencuri perhatianku.

“Ta!” panggilnya. “Sebelah sini!” Sekali lagi jantungku melompat karena aku mengenali suara dari sahabatku. Kali ini, suara itu tidak datang dari walkie-talkie yang masih berada dalam cengkraman tanganku, tetapi dari suatu tempat di sebelah kiriku. Tanpa sadar, Aku mengikuti panggilan itu, tidak memperhatikan kemana aku berjalan. Di masa kecilku, Aku telah hafal dengan setiap inci dari tempat ini. Aku tahu lokasi dari setiap batu, setiap parit, dan setiap lubang yang ada. Ah, namun usiaku memang sudah menua, aku telah melupakan sumur tua yang berada di ujung lapangan itu.

Sebuah jeritan keluar dari mulutku saat kakiku mematahkan kayu lapuk yang digunakan untuk menutup lubang. Aku merasakan tubuhku terjatuh, terjatuh, sampai akhirnya menyentuh bebatuan di dasar sumur, dengan suara retakan yang nyaring. Aku terbaring, terluka dan setengah sadar. Bersama dengan tenagaku yang melemah, Aku berhasil memutar tubuhku terlentang. 

Darah mengalir dari mulutku, ketika mataku memandang kegelapan di atas. Aku hanya bisa memandang sedikit cahaya matahari yang memudar dari kejauhan di atas. Luar biasanya, walkie-talkie itu selamat, dibantali oleh tangan kananku.

Aku terbaring di sana, dengan kegelapan dan benda ini, seperti sebuah parody buruk dari masa kecilku. Seolah-olah pikiran itu menghidupkannya lagi, walkie-talkie itu menyala dan  mengeluarkan bunyi gersak untuk terakhir kalinya diikuti dengan satu kalimat terakhir dari Dera… “Sampai berjumpa lagi….”


DISCLAIMER

Cerita ini diterjemahkan oleh Tim MalamMalamStories dari forum reddit.com Kami sudah meminta dan mendapatkan izin dari Penulis untuk menerjemahkan dan membacakannya di seluruh platform MalamMalamStories.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wanita Di Dalam Oven

A Woman in the Oven (Wanita Di Dalam Oven)