Shift kerja ku dimulai dari jam 1 malam sampai jam 12 siang. Jam 5 sore adalah salah satu waktu dimana aku tidur sebentar, dan itu bukanlah waktu yang ku harapkan untuk menerima telepon dari putri tercintaku, Lainey.
Dia tinggal dengan ayahnya, jadi.. Aku tidak pernah benar-benar bisa melihat atau mendengar tentangnya, kecuali pada waktu liburan. Khawatir dan penasaran mengapa Lainey meneleponku, aku pun mengangkatnya.
“Ibu? Aku terjebak di atas pohon…” gumamnya.
Aku bisa mendengar suaranya sedang ketakutan, tapi aku juga berpikir, mungkin ini hanyalah prank yang buruk darinya. Lainey memang memiliki selera humor yang buruk, jadi aku tidak bisa benar-benar memastikannya.
“Mengapa bisa tersangkut di atas pohon?” Tanyaku dengan ketus, karena aku sedikit kesal, mengapa dia tidak menelepon ayahnya saja, yang mungkin, masih terbangaung saat ini. Cuaca di luar sedang hujan deras, jadi aku berpikir kalau aku harus cepat.
Aku mengambil payungku dan bergegas menuju mobil, tanpa menutup teleponnya. Dia tidak banyak bicara, tetapi aku masih bisa mendengar nafasnya di telepon. Aku pikir dia akan segera menutup teleponnya, karena dia bukan tipe orang yang suka berlama-lama di telepon. Ya, bisa dibilang itu salah satu sifatnya. Sebenarnya aku ingin tahu, mengapa dia bisa berada di atas pohon.
Tetapi, aku lebih ingin mengeluarkannya dari sana. Aku menanyakan alamatnya dan segera berangkat. Aku ingin cepat sampai di sana, karena aku tidak ingin putriku yang hanya ada satu ini ketakutan dan terjebak di atas pohon.
Kemudian aku mulai berpikir tentang situasi ini lebih lanjut karena rasa cemasku akan “Astaga, putriku ada di atas pohon dan aku harus menurunkannya”, sudah mulai reda.
“Tunggu dulu, bagaimana Ibu menurunkanmu…?” Dia tidak menjawab. Nafasnya mulai terdengar lebih lambat… dan lebih senyap…
Aku takut dia sudah terjatuh dari pohon karena Lainey tidak menjawab. Nafasnya yang lambat namun masih terdengar membuatku yakin kalau dia baik-baik saja. Namun, aku masih ingin mendengar suaranya lagi, hanya untuk memastikan. Bisa saja ada orang jahat yang menaruhnya di atas pohon, atau menembaknya, atau apalah, dan dia bernafas pada teleponnya.
Aku menginjak gas mobilku sampai hampir melewati batas kecepatan.