in

Movie Buff (Penggemar Film)

Malas Baca? Dengerin Aja Ceritanya!

Aku bisa melihat dia di luar sana. Aku tahu permainan ini. Seorang remaja usia 20-an yang tidak berdaya, tidak mencurigai sesuatu, sedang menonton film horor di malam yang tenang saat kedua orang tuanya pergi ke luar kota. Kondisinya terlalu sempurna. Satu-satunya kesempatan yang kumiliki adalah serangan pertama. Aku tidak akan menyerah begitu saja seperti anak kecil.

Peralatan. Apa yang kupunya? Aku harap cukup. 

Aku mengintip dengan cepat untuk memastikan apakah dia masih di sana. Ya, dia tidak ke mana-mana. Aku bisa melihat topeng dan jubah hitamnya yang melambai. Scream. Film tentang menghindari klise dalam film, dan sekarang aku melihatnya secara langsung. 

Satu-satunya hal yang menghalangi kami adalah pintu rumah. Aku yakin dia bisa mendengar aku kesulitan bernafas, langkah kakiku yang tidak-seringan-yang-aku-inginkan. Dia memencet bel pintu. Sialan, dia berusaha mengejutkanku. Tidak semudah itu kawan. Aku bisa melihat pisaunya, dicengkram dekat jubahnya. Terlihat kusam dan pudar. Seakan-akan sudah tidak bernyawa lagi. 

Aku mulai berjalan ke dapur. Benda paling cocok untuk dijadikan senjata adalah berbagai jenis pisau dapur. Baiklah. Kalau ini menjadi pertarungan pisau, aku akan mengambil inisiatif. 

Selama beberapa menit aku mencoba menenangkan diriku, mengatur nafas, sebelum aku kembali ke ruang tamu dan membuka pintu. Dia ada di jendela. Ini dia. Sekarang atau tidak sama sekali; polisi tidak mungkin bisa sampai ke sini tepat waktu. Pisaunya ada di tanganku. Beratnya tidak terlalu menjanjikan.

Pegangannya terasa basah gara-gara keringat tanganku, dan saking gemetarnya aku rasa aku bisa menjatuhkan pisau ini bahkan sebelum perkelahian dimulai. Jantungku berdetak semakin kencang ketika aku berjalan mendekati pintu. Jangan takut. Walaupun aku kalah, setidaknya aku melakukan perlawanan. Mungkin begini rasanya saat nyawa kita di ujung tanduk, saat para pahlawan pemberani Pendaratan Normandy masuk ke kapal mereka. Kematian: terlihat jelas, nyata, berwajah. Aku membuka kuncinya. Pintu terbuka dengan sedikit dorongan. Aku merasakan udaranya. 

TR…” 

Dia berhenti. Pisaunya. Aku belum pernah merasakan sesuatu yang seperti ini. Halangan di serangan pertama, bunyi yang ditimbulkan saat menyentuh tulang, sentuhan jubahnya saat tanganku selesai melancarkan pertahanan, penyelamatku. Butuh beberapa detik sampai ada reaksi. Aku tidak tahu apa itu cukup. Aku menatap lubang hitam yang seharusnya menampung mata di dalamnya, tapi aku tidak bisa menemukan mata itu. Rasanya semua yang ada di dalam diriku mau meledak.

Dia mulai goyah, suara rintihan terdengar dari balik topeng itu. Aku mencium bau darah ketika dia mulai terjatuh. Aku berdiri sambil berusaha menenangkan diri. Ini adalah bagian di mana mereka menangkapmu. Mati? Tentu, cukup lama untuk membuat aku lengah. Aku menyeret tubuhnya ke balok pemotong di belakang dan memastikan dia tidak bisa hidup lagi. Selesai sudah. Aku kembali ke dalam dan membersihkan diri.

Aku menangis… Rasanya aku seperti baru saja diangkat dari neraka, Tuhan memegang lenganku di saat aku betul-betul membutuhkan-Nya. Aku tidak pernah sereligius ini, mungkin sudah saatnya ini berubah.

Hatiku jatuh, kembali ke lubang di mana aku baru saja terangkat. Ada yang mengetuk pintu, belnya berbunyi. Aku mengintip keluar dan di sana ada sekelompok anak kecil dan remaja berpakaian seperti petani. Satu terlihat seperti pendeta. Stephen King, “Children of the Corn”. Orang religius fanatis yang dihantui makhluk halus dan berkeliaran di ladang. Ada lima orang. Mungkin lebih dari itu, tapi itu tidak berarti apa-apa. Aku sudah melakukan ini sebelumnya; saatnya untuk sebuah sekuel. 

Aku membuka kuncinya. Pintu terbuka dengan sedikit dorongan. Aku merasakan udaranya.

TRICK OR TREAT!”

Ya, aku tidak akan tertipu dengan itu.


DISCLAIMER

Cerita ini diterjemahkan oleh Tim MalamMalamStories dari situs creepypasta.fandom.com di bawah lisensi CC BY-SA 3.0.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Crazy Bus (Bus Gila)

A Small Radio (Radio Kecil)