in

Mr. Widemouth

Mr. Widemouth sudah menungguku. “Ada sesuatu yang harus kau lihat”, katanya. Mungkin ekspresiku terlihat aneh baginya, karena dia berkata “Ini aman, aku janji”.

Aku mengikutinya ke sebuah jejak rusa yang berlari ke hutan di belakang rumah. “Ini jalan yang penting”, jelasnya. “Aku punya banyak teman yang seumuran denganmu. Ketika mereka siap, aku membawa mereka mengikuti jalan ini ke tempat yang spesial. Kamu belum siap, tapi suatu hari nanti, aku berharap bisa membawamu ke sana”.

Aku kembali ke rumah sambil bertanya-tanya, seperti apa tempat yang spesial itu.

Dua minggu setelah aku bertemu Mr. Widemouth, barang terakhir kami sudah diangkut ke truk pindahan. Aku akan ikut truk itu, duduk di samping ayahku untuk perjalanan yang panjang ke Pennsylvania. Awalnya aku berpikir untuk memberitahu Mr. Widemouth tentang kepergianku, tapi bahkan di umur lima tahun, aku mulai curiga kalau niat makhluk itu tidak sejalan dengan pikiranku, walaupun dia mengatakan kebalikannya. Untuk alasan ini, aku memutuskan untuk merahasiakan kepergianku. 

Bersama ayahku, kami sudah ada di truk dari pukul 4 pagi. Dengan bantuan stok kopi yang tidak terbatas dan 6 pak minuman energi, ayah berharap kami bisa sampai di Pennsylvania besok di jam makan siang. Dia terlihat lebih seperti seseorang yang akan lari maraton daripada seseorang yang akan duduk diam selama dua hari. 

“Cepat sekali kamu sudah di sini”, kata ayahku dengan sedikit simpati?

Aku mengangguk dan bersender ke jendela, berharap bisa tidur sebentar sebelum matahari terbit. Aku merasakan tangan ayah di pundakku. “Ini terakhir kali kita pindah, nak. Aku janji. Aku tahu ini berat untukmu, dan kamu pastinya mulai tidak suka. Tapi saat ayah sudah mendapat promosi nanti, kita bisa hidup menetap dan kamu bisa punya banyak teman.” 

Aku membuka mataku saat kami mulai mundur keluar dari tempat parkir. Aku melihat bayangan Mr. Widemouth di jendela kamar tidurku. Dia berdiri terdiam, bahkan sampai truk kami sudah belok ke jalan utama. Dia memberi lambaian tangan perpisahan yang menyedihkan, dengan pisau steak di tangannya. Aku tidak membalas lambaian itu. 

Beberapa tahun kemudian, aku kembali ke New Vineyard. Lahan tempat rumah kami tadinya berdiri sekarang sudah menjadi kosong dan hanya tersisa fondasinya saja, akibat kebakaran yang terjadi beberapa tahun setelah kami keluar. Karena penasaran, aku mengikuti jejak rusa yang pernah ditunjukkan Mr. Widemouth. Sebagian pikiranku berharap dia keluar dari belakang pohon dan menakutiku, tapi aku rasa dia sudah tidak ada. Mungkin keberadaanya terikat dengan rumah yang sudah tidak ada. 

Jejaknya berakhir di Pemakaman Peringatan New Vineyard

Aku baru menyadari kalau kebanyakan batu nisannya milik anak kecil.


DISCLAIMER

Cerita ini diterjemahkan oleh Tim MalamMalamStories dari situs creepypasta.fandom.com di bawah lisensi CC BY-SA 3.0.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *