in

The Room at the Bottom of the Stairs (Ruangan di Bawah Tangga)

Mungkin itu karena doa-doa, atau karena ancaman dari ibu, atau mungkin karena malam itu mereka telah menggunakan seluruh tenaga mereka, tapi sejak saat itu, rumah kami mulai tenang. Masih ada beberapa insiden kecil, tetapi tidak begitu buruk, dan hal itu terjadi semakin jarang seiring berjalannya waktu.

Aku tinggal di rumah itu selama hampir sepuluh tahun. Setelah lulus SMA, Joey menunda kuliahnya selama beberapa tahun, bekerja full-time untuk menabung, dan melakukan perjalanan ke Eropa dan Asia. Setelah itu, dia pun mendaftar ke universitas dan mempelajari viticulture, dan pada usia 23 tahun, dia mendapatkan pekerjaan impiannya, mengurus sebuah kebun anggur eksperimental berteknologi tinggi di negara lain.

Ibu juga melakukan pekerjaan yang baik, dia mendapatkan beberapa promosi dan akhirnya dia pun menjadi eksekutif. Hal itu membuat ibu harus bekerja di kantor utama. Jadi Ibu pun pindah. Aku mengambil kamarnya, dan menyewakan dua kamar lainnya kepada temanku di universitas. Itu merupakan rumah yang damai, selain dari beberapa pesta kecil yang kami lakukan.

Akhirnya, aku pun pindah dari rumah itu untuk menikahi tunangan ku, yang sekarang sudah menjadi suamiku selama kurang lebih 10 tahun. Dia tidak pernah menyukai rumah itu, dan mengatakan kalau rumah itu terasa aneh, bahkan ketika dia masih tinggal di sana bersamaku. Dia bertanya apakah aku pernah mendengar suara-suara aneh, dan langsung bertanya apakah aku percaya kalau mungkin rumah itu berhantu.

Aku mengatakan kepadanya kalau rumah itu pernah berhantu, tetapi Ibu telah mengusir mereka. Tentu, suamiku ingin mengetahui cerita lengkapnya, namun aku mengatakan kalau kita harus pindah dulu sebelum aku menceritakannya karena aku tidak ingin suamiku ketakutan. Itu malah membuatnya lebih takut, dan setelah itu kami lebih banyak menghabiskan waktu di tempatnya.

Pada saat itu, aku tahu kalau aku sudah tidak bisa lagi tinggal di rumah tersebut. Aku merasa lemah tanpa keluargaku di sana, meskipun yang harus ku lakukan hanyalah menelepon mereka. Tetapi, aku bisa merasakan kalau apapun makhluk yang berada di ruangan bawah itu, merasakan kelemahanku.

Ya. sebuah pembicaraan bersama teman satu rumahku akhirnya memaksaku untuk pindah, untuk meminta pacarku menikahiku, untuk mencari rumah baru dan melepaskan sewa dari rumah itu.  

Pembicaraan itu terjadi pada satu pagi di dapur.. Ketika kami sedang sarapan, tiba-tiba temanku bertanya. “Hei, siapa yang melukisnya?”

Aku mengerutkan dahi ku sambil memakan rotiku. “Apa maksudmu?” tanyaku. Dia menggerakkan kepalanya ke arah lorong. “Pintu ke ruangan basement atau apalah itu. Seseorang menggambar mata di pintu itu.”


DISCLAIMER

Cerita ini diterjemahkan oleh Tim MalamMalamStories dari forum reddit.com Kami sudah meminta dan mendapatkan izin dari Penulis untuk menerjemahkan dan membacakannya di seluruh platform MalamMalamStories.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wanita Di Dalam Oven

A Woman in the Oven (Wanita Di Dalam Oven)

The Final Victim (Korban Terakhir)