Dia mulai merasa takut ketika melewati dapur dan menuju tangga, namun tidak ada siapapun di sana. Karena dia memang berencana untuk tidur, jadi dia melanjutkan ke atas dan melihat kalau pintu kamarku tertutup. Secara perlahan, dia membukanya, dan dia melihatku di sana, sedang tertidur lelap.
Joey bisa melihatku dengan jelas karena ada cahaya dari lorong di belakangnya, dan aku tidak terlihat seperti sedang berpura-pura tidur. Kemudian, ketika dia berpikir untuk mengecek apakah aku benar-benar tertidur, dia mendengar bunyi ketukan kecil dari dalam lemari pakaian tua di kamarku.
Karena terkejut, Joey memasuki kamarku dan langsung menuju lemari itu. Ketika tangannya hampir menyentuh pintu lemari, dia mendengar suara dari belakang. “Apa yang kamu lakukan?” Joey hampir berteriak dan langsung berbalik.
Di sana, dia melihat ibu mengenakan gaun, rambut tebalnya kusut karena baru bangun.
Pada saat itu, Joey tidak tahu kalau kami semua telah mengalami kejadian-kejadian aneh, jadi dia membuat alasan, mengatakan kalau dia mendengar sesuatu, entah itu tikus, burung atau apa, jadi dia ingin memeriksanya.
Waktu itu dia tidak tahu, tetapi ketika ibu mendengar itu, ibu langsung merinding, karena suara-suara itu sangat mirip dengan suara-suara yang ibu dengar dari atap. Namun meski begitu, ibu tidak mengatakan apapun.
Kalau bukan karena ibu yang mulai penasaran dengan sejarah dari rumah ini, aku tidak tahu sampai kapan kami akan tetap diam mengenai kejadian-kejadian aneh yang kami alami. Ibu mencoba untuk berbicara dengan orang-orang asing ketika sedang berbelanja atau dalam perjalanan, terutama pada orang yang sudah tua.
Ibu yakin, kalau memang ada sesuatu yang pernah terjadi di rumah itu sebelumnya, dia harus menemukan tetangga yang suka bergosip, dan dia benar.
Pada satu hari, ibu sedang membeli buku Agatha Christie lainnya. Dia bercerita dengan tukang koran tua yang menjual buku itu, menanyakan kalau sudah berapa lama dia tinggal di lingkungan ini. Setelah kedekatan terjalin, ibu bertanya apakah dia tahu tentang sejarah dari rumah berwarna krem yang terletak di sisi bukit.
Wajahnya langsung mengerut dan dia menggelengkan kepalanya dengan serius sambil mengeluarkan bunyi “ck ck ck” dari mulutnya. Ibu langsung tahu kalau dia menemukan orang yang dia cari.
Orang tua itu menjelaskan, kalau sekitar sepuluh tahun lalu, ada sebuah kultus hippi pengguna obat-obatan yang bermarkas di rumah itu. Pimpinan kultus itu adalah anak orang kaya yang menjadi seniman. Seorang putra yang hilang dari keluarga yang sangat kaya. Dia cukup karismatik dan mendapatkan sekelompok kecil pengikut yang tinggal dengannya di rumah itu.
Pada awalnya, hal terburuk yang mereka lakukan hanyalah membuat keributan, dan tetangga yang kesal melaporkannya ke polisi. Ada juga desas-desus yang mengatakan kalau mereka melakukan pesta seks dan obat-obatan, dimana sang pimpinan mengklaim kalau yang dilakukannya adalah semacam ritual untuk penyadaran spiritual. Ya, bukan hal yang baru.