The Children of Woodharrow Park (Anak-Anak Taman Woodharrow)

Suaraku perlahan menghilang ketika layar ponselku mulai mati-nyala dan pada akhirnya berubah jadi susunan pixel yang berantakan lalu mati. Aku hanya bisa menatap pantulan wajahku di layar hitam itu sambil ternganga, dengan rasa takut yang mulai membanjiri pikiranku. 

Ketika aku kembali melihat ke belakang, gadis itu sudah menghilang. Hanya ada topi yang dia tinggalkan. 

Topinya basah kuyup, setiap sisinya terkena hujan sama seperti pakaianku. Tapi… saat aku mengangkatnya dengan tangan yang gemetaran, tidak seperti jaket dan jeans yang membuat badanku kedinginan, topi ini tidak terasa basah sama sekali. Tanganku bahkan tidak ikut basah, padahal jelas terlihat ada air yang menetes darinya ke kursi.

Aku menyadari, dengan rasa takut dan takjub… tetesan air hujannya tidak meninggalkan bekas apa-apa, dan ketika aku berusaha menangkapnya, yang terasa hanyalah angin lewat saja. Selain itu, kursi belakang mobilku benar-benar kering – tidak ada bekas jejak yang lembab, bintik-bintik air, sama sekali tidak ada tanda kalau sebelumnya ada seorang gadis dengan jas hujan yang basah duduk di situ. 

Lalu, aku berputar untuk melempar benda aneh itu ke tempat parkir dan terkejut ketika aku melihat anak laki-laki yang tadi.. berdiri hanya beberapa meter saja dari mobilku.

Dengan suara sangat pelan aku berkata “dia melupakan topinya”. Rasanya ada amarah di dalam hati ini. Pikiranku berteriak kepadaku untuk segera kembali ke kursi pengemudi, dan pergi secepatnya dan tidak akan kembali lagi ke taman Woodharrow. Tapi rasa takut yang sama membuatku terdiam membeku, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan ketika dia berjalan mendekat.

Aku mau berteriak “Berhenti!”, tapi lidahku terlalu kaku untuk berkata apapun.

Dia mengangkat topinya. Kegelapan tiba-tiba mulai muncul di mataku, membutakanku, dan di saat yang bersamaan ada sensasi mengerikan lain yang ikut muncul. Aku tidak bisa melihat maupun bergerak. Rasanya ada serangga yang merayap di belakang mataku dan binatang bersisik merayap di dalam kepalaku.

Rasa air yang busuk memenuhi mulutku, bau busuk ikut membanjiri hidungku. Nafas terakhir berderak di dalam kerongkongan kering, mayat yang meronta-ronta di air saat mereka tenggelam, teriakan kesakitan yang begitu melengking seperti bukan teriakan manusia – aku mendengar itu semua dan hal-hal mengerikan lainnya.

Aku berdiri membeku dalam kegelapan yang mengerikan di bawah rintik hujan, mulutku benar-benar terdiam tidak bisa mengeluarkan suara apapun. 

Tiba-tiba, aku merasakan seseorang meraih tanganku dan membebaskanku dari sensasi kerasukan yang menjijikan tadi. Penglihatanku mulai kembali dan aku bisa melihat kalau sekarang aku hanya sendirian; bahkan gadis bertopi tadi sudah menghilang.

Aku masuk ke mobil dan langsung meninggalkan taman Woodharrow secepat mungkin. Langit mulai berubah cerah seiring perjalanan. 

Pages: 1 2 3 4

Leave your vote


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

close

Ad Blocker Detected!

Mohon untuk menonaktifkan ad blocker di website ini.

Refresh

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.